The Shattered Light
Chapter 170: – Bayangan dari Masa Lalu

Chapter 170: – Bayangan dari Masa Lalu

Malam menjelang ketika pasukan Kaelen mulai menyusup ke desa Nareth. Angin berdesir lembut di antara reruntuhan ladang gandum yang hangus. Cahaya bulan terpantul di ujung pedang yang digenggam erat, namun tak satu pun dari mereka berbicara. Semua tahu ini bukan operasi biasa.

Kaelen berdiri di depan bangunan setengah runtuh, jantungnya berdetak lebih keras dari biasanya.

“Bau darah masih segar,” gumam Alden di sebelahnya.

Kaelen mengangguk, matanya menyapu puing-puing. “Terlalu sunyi. Mereka menunggu.”

Suara dari balik reruntuhan menjawab. “Kau memang masih peka, Kaelen.”

Semua mata berpaling. Seorang pria dengan jubah kelabu muncul perlahan dari bayangan. Wajahnya membawa ironi yang menusuk: separuh akrab, separuh asing.

“Aren,” bisik Alden dengan suara tercekat. “Dia... masih hidup?”

Kaelen menatap pria itu, dadanya sesak. “Kau harusnya mati bersama kami di Benteng Myrr.”

Aren tersenyum miris. “Dan kehilangan kesempatan untuk melihat kebenaran? Tidak, aku memilih hidup. Meski artinya berdiri di seberangmu.”

Langkah Kaelen maju setapak. “Kebenaran apa yang kau lihat dengan menjadi anjing Elvior?”

“Bukan kebenaran Elvior. Tapi kenyataan bahwa dunia ini tak bisa diselamatkan dengan belas kasihan. Kau—kita—terlalu lemah untuk mengubah dunia tanpa darah.”

Kaelen terdiam. Lalu ia berkata perlahan, “Aku tak percaya kau bicara begitu sambil berdiri di atas abu anak-anak yang terbakar.”

Aren menarik napas, tapi wajahnya tetap tenang. “Aku kehilangan adikku karena keputusan sentimental seperti milikmu. Kebaikan tak bisa menyelamatkannya. Tapi kekuatan—kekuatan bisa.”

“Kekuatan tanpa nurani bukan penyelamat. Itu kutukan,” sahut Kaelen dingin.

Aren mendekat. “Dan kau pikir dunia akan memilih pemimpin yang punya nurani tapi tak berani bertindak?”

Kaelen mengangkat pedangnya, bukan untuk menyerang, tapi sebagai garis batas. “Aku lebih suka dihancurkan karena mempertahankan nuraniku, daripada hidup dalam kemenangan yang tidak layak.”

Tiba-tiba, suara dentingan panah terdengar dari jauh—pertempuran mulai pecah di sisi timur desa. Kaelen dan Aren menoleh serempak.

“Pasukanmu mulai bergerak?” tanya Aren.

“Bukan atas perintahku,” jawab Kaelen. “Itu mereka yang tak sabar untuk berlumur darah.”

Aren menoleh, menatap Kaelen dengan mata yang lebih lembut dari sebelumnya. “Itu yang kutakutkan dari dirimu. Kau terlalu percaya pada manusia.”

Kaelen mendekat, menatap tajam. “Dan kau terlalu cepat menyerah pada kegelapan.”

Mereka berdiam selama beberapa detik—dua sahabat lama, kini di sisi berseberangan dari sejarah.

Akhirnya Aren melangkah mundur. “Aku tak akan menghalangi jalanmu malam ini. Tapi lain kali... aku tak akan ragu untuk menghentikanmu.”

Kaelen menahan napas, lalu mengangguk. “Maka lain kali... aku tak akan ragu membunuhmu.”

Aren menghilang ke dalam bayang-bayang reruntuhan, dan Kaelen hanya berdiri diam, keringat dingin membasahi pelipisnya.

Setelah pertempuran kecil mereda, Kaelen kembali ke tenda komando. Lyra sudah menunggunya, wajahnya cemas.

“Ada kabar burung tentang Aren. Apa itu benar?”

Kaelen duduk, lelah. “Dia berdiri di depanku malam ini. Hidup. Tapi bukan Aren yang kukenal.”

Lyra menggigit bibirnya. “Kalau dia bisa berubah seperti itu, bagaimana denganmu, Kaelen? Siapa yang menjagamu tetap jadi ‘Kaelen’?”

Kaelen terdiam cukup lama. “Itu pertanyaan yang sama yang dia tanyakan padaku. Tapi jawaban kita tak akan pernah sama.”

“Kenapa?”

“Karena aku masih punya seseorang yang mengingatkanku... siapa aku.”

Lyra menatapnya dalam. “Sampai kapan?”

Kaelen menunduk. “Sampai aku tak bisa lagi mengenal wajahmu.”

Di luar tenda, Alden berdiri mendengarkan dari kejauhan. Ia menatap langit malam, mengingat hari-hari ketika semua ini terasa jelas. Sekarang, bahkan bintang pun seolah menjauh dari jangkauan mereka.

“Jika ini jalan menuju kemenangan,” gumamnya, “maka berapa banyak sahabat yang harus kita bunuh?”

Tip: You can use left, right keyboard keys to browse between chapters.Tap the middle of the screen to reveal Reading Options.

If you find any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.

Report